TIM SCM ITHB MENJADI JUARA LOMBA KARYA TULIS ILMIAH CIVIL FESTIVAL IX
Permasalahan di setiap negara memang selalu bermacam-macam. Begitu pula dengan Indonesia yang memiliki masalah terutama dalam bidang infrastruktur dan transportasinya. Berangkat dari keresahan tersebut, banyak generasi muda yang ingin turut serta membantu memperbaikinya dengan berbagai ide kreatif. Oleh karena itu, mahasiswa Supply Chain Management (SCM) ITHB pun mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Sipil ITENAS dalam acara Civil Festival IX : Mega Atyanta. Civil Festival merupakan acara tahunan yang diadakan HIMA Sipil ITENAS dengan mengajak berbagai universitas di Indonesia untuk ikut berpartisipasi dalam beberapa kompetisi, yang salah satunya adalah Lomba Karya Tulis Ilmiah. Pada tahap awal kompetisi ini para peserta diminta untuk mengirimkan karya tulis ilmiahnya, yang kemudian diseleksi hingga terpilih 5 besar terbaik untuk melakukan presentasi di tanggal 6 April 2019.
Tema Lomba Karya Tulis Ilmiah tahun ini adalah “Sistem dan Infrastruktur Transportasi Massal yang Efektif, Efisien, dan Inovatif dalam Menunjang Masyarakat yang Modern”. Tim SCM ITHB yang terdiri dari Tamara, Lidwina, dan Stefan, membuat karya Ilmiah dengan judul “Automatic Passenger Counter pada Angkutan Bis Kota dalam Rangka Peningkatan Layanan Transportasi Publik Guna Mengurangi Kemacetan di Kota Bandung”. Karya tulis ilmiah ini dibuat dengan melakukan survei langsung ke masyarakat mengenai apa saja alasan yang menyebabkan masyarakat Indonesia pada umumnya lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi ataupun transportasi online daripada angkutan umum.
“9 dari 10 responden yang kami survei lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi yang kita tahu bahwa itu adalah salah satu penyebab dari kemacetan yang ada.” ungkap Tamara.
Selain itu mereka juga mendapatkan hasil survei yang menunjukkan bahwa 8 dari 10 responden beranggapan pelayanan transportasi publik rendah. “Alasan dibalik rendahnya apresiasi terhadap pelayanan transportasi publik adalah karena jadwal dari setiap bis angkutan yang tidak teratur, bis yang seringkali berhenti di sembarang tempat, dan pembayaran yang hanya bisa dilakukan secara tunai.” tambah Lidwina. “Melalui karya tulis ilmiah ini kami mengusulkan penggunaan Automatic Passenger Counter (APC) di angkutan umum yang dapat menjawab permasalahan-permasalahan tersebut.” ucap Stefan.
Dengan menggunakan APC, pihak yang berwenang seperti Dinas Perhubungan dapat menghitung jumlah penumpang, melacak posisi bisnya secara real time, dan menerapkan pembayaran yang lebih mudah seperti hanya menggunakan e-money. Dengan ide tersebut, tim SCM ITHB berhasil menunjukkan betapa efisien dan efektifnya sistem transportasi massal hingga akhirnya dapat masuk dalam 5 besar terbaik bersama UGM, UNS, ITENAS, dan Politeknik Negeri Semarang. Tim SCM ITHB pun berhasil meraih Juara ke-3, mengungguli ITENAS dan Politeknik Negeri Semarang.
Sesuai dengan apa yang diajarkan oleh ITHB kepada setiap mahasiswanya dalam hal problem solving, tim SCM ITHB menerapkan langkah-langkah yang tepat mulai dari mendefinisikan masalah, mencari akar permasalahannya dimana kemacetan, dan hasil survei terhadap penduduk yang ternyata cukup banyak yang kurang puas dengan layanan angkutan umum saat ini. Tidak hanya itu saja, setelah lulus SMA Tamara, Lidwina, dan Stefan yang awalnya masih ragu untuk melakukan suatu hal yang berdampak bagi masyarakat luas, setelah kuliah di ITHB mereka menjadi lebih percaya diri dengan ide-ide yang mereka punya dan memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu yang berdampak bagi negeri.
Sekali lagi, selamat untuk Tim SCM ITHB yang berhasil menunjukkan prestasi yang juga sangat bermanfaat dan berdampak bagi masyarakat!