ITHB Tingkatkan Pemahaman Investasi

Masih kerap ditemukannya praktek penipuan berkedok investasi tidak terlepas dari banyaknya masyarakat Indonesia yang belum melek finansial. Kondisi itupun kian diperburuk oleh adanya sejumlah individu yang memanfaatkan situasi untuk mengeruk keuntungan pribadi.

Menyadari dampak dari hal itu, Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB) secara serius meningkatkan pengetahuan finansial, terutama literasi investasi mahasiswanya. Diharapkan dengan memiliki kompetensi memadai, para mahasiswa tersebut mampu menularkan pemahaman yang serupa kepada masyarakat luas.

Hal tersebut dijelaskan oleh Rektor ITHB, Dr. Ir. Samuel Tarigan, MBA saat membuka kegiatan Studium Generale “Memulai Investasi Reksadana” di Kampus Harapan Bangsa, Jalan Dipati Ukur 80-84, Bandung, Jumat (11/9/2015). Hadir sebagai pembicara Manajer Produk Investasi Wealth Management and Segment Strategy Department of BII Maybank Bapak Ronggo Bawono.

Samuel mengatakan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi mahasiswanya adalah dengan menggandeng praktisi langsung, yakni BII Maybank untuk memberikan pemaparan mengenai investasi. Selain itu juga tentunya untuk semakin membuka wawasan generasi muda mengenai pentingnya investasi, terutama di pasar modal, yang hingga saat ini masih minim literasinya. Padahal, di negara maju investasi di pasar modal merupakan hal yang lumrah.

Dengan dipahaminya persoalan investasi, mahasiswa ITHB diharapkan mampu mendulang manfaat dari keuntungan berinvestasi. Tentunya berkaitan erat dengan kesejahteraan hidup pada masa mendatang.

Lebih lanjut, Samuel mengapresiasi kerjasama antara BII Maybank dengan ITHB. Ia berharap akan muncul manajer investasi handal dari kampus tersebut.

Sementara itu, Manajer Produk Investasi Wealth Management and Segment Strategy Department of BII Maybank, Ronggo Bawono, memaparkan bahwa kondisi market Indonesia diprediksi masih akan terus berfluktuasi seiring dengan kondisi perekonomian global. Namun, meskipun saat ini terus mengalami penurunan, diprediksi kondisinya akan membaik dalam beberapa waktu yang akan datang.

Ronggo menjelaskan, saat ini pasar obligasi Indonesia sudah berada dibatas bawah dan mengalami penurunan sekitar 30 persen. Penurunan tersebut di satu sisi dapat dinilai sebagai pertanda akan terjadinya krisis. Hanya saja, di sisi lain, penurunan tersebut justru membuka peluang bagi investor. Pasalnya, dengan sejumlah perkembangan yang ada, kondisi market akan segera membaik dalam beberapa waktu ke depan. “Jika diperhatikan, saat ini inflasi relatif terjaga, maka secara teori akan terjadi penurunan suku bunga. Namun, dengan masih adanya ketidakjelasan dari The Fed maka kemungkinan suku bunga baru akan turun setelah market tenang,” katanya.

Saat suku bunga menurun, lanjut Ronggo, maka roda perekonomian akan lebih bergeliat sehingga akan kembali mengerek pertumbuhan di pasar modal. Oleh karena itu, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk berinvestasi di pasar modal, termasuk bagi mahasiswa yang ingin belajar mengenal investasi di pasar modal.

Lebih lanjut Ronggo juga memberikan penjelasan mengenai pentingnya berinvestasi sejak dini, salah satunya melalui instrumen reksadana. Pasalnya, dengan berinvestasi masyarakat akan mampu menjaga daya beli ditengah tekanan inflasi. Selain itu juga untuk memenuhi gap antara pengeluaran dengan penghasilan saat masa pensiun nanti.

“Secara umum, kami juga terkejut ternyata mahasiswa ITHB sudah memiliki ketertarikan dan sudah memiliki pengetahuan dasar mengenai investasi, termasuk reksadana. Apalagi ternyata ada kuliah manajemen investasi. Diharapkan dengan kegiatan ini, mereka bisa mengimplementasikan pengetahuan tentang investasi yang dimiliki melalui reksadana,” ujarnya.