TEKNIK INDUSTRI ITHB MERAIH JUARA 3 SE-ASIA PASIFIK DALAM KOMPETISI ASIA PACIFIC DESIGN CHALLENGE (APDeC)

Pada masa kini, User experience (UX) design sangat dibutuhkan untuk berbagai macam aspek. Banyak hal yang akan terasa sulit dan abstrak tanpa adanya UX, terlebih lagi dengan kemajuan teknologi saat ini.

Untuk menjawab tantangan UX design yang ada, tim Teknik Industri ITHB kemudian mengikuti Asia Pasific Design Challenge (APDeC) yang diadakan oleh Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) Bandung pada tanggal 2–4 Mei 2019. APDeC ini sudah diadakan sejak tahun 2013 dengan lingkup peserta internasional se-Asia Pasifik. Tahun ini pun sebanyak 13 tim dari 10 universitas se-Asia Pasifik mengikuti kompetisi ini, beberapa di antaranya adalah Hongkong University of Science and Technology (HKUST), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Kristen Krida Wacana dan Institut Teknologi DEL dari Sitoluama Laguboti, Universitas Telkom, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Jenderal Ahmad Yani (UNJANI) dan Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR).

Tema yang diangkat dalam APDeC tahun ini adalah User Experience Design: “Leading Mobility and Transportation Through Innovation and Technology”. Dalam kompetisi ini setiap tim diberikan waktu selama 18 jam tanpa boleh menggunakan alat komunikasi apapun untuk membuat sebuah inovasi bagi permasalahan yang kerap terjadi pada transportasi. Tim Teknik Industri ITHB yang terdiri dari David Setiawan, Catrine Juliet, dan Valian Janelven, akhirnya dapat menghasilkan karya yang bernama “Prio-Scan”.

“Prio-Scan merupakan alat barcode scanner yang ditujukan untuk lansia, ibu hamil, dan penyandang disabilitas yang kerap kali tidak mendapatkan tempat duduk di bis angkutan umum, meskipun di bis angkutan umum tersebut sudah dicantumkan informasi bahwa kursi-kursi tersebut adalah kursi prioritas (untuk lansia, ibu hamil, dan penyandang disabilitas).” Ucap David menjelaskan latar belakang dipilihnya ide membuat Prio-Scan.

Pada awalnya mereka masih belum tahu harus membuat apa dan hanya mengetahui temanya saja. “Jadi setelah kita hadir pada hari-H, kita baru diberitahukan apa yang harus kita buat untuk kompetisi ini. Dan setiap peserta juga diberikan pilihan untuk bisa membuat kendaraannya atau alat bantu untuk kendaraan tersebut. Dan kami pun memilih membuat alat bantu untuk angkutan umum,” jelas Valian.

Jadi dalam kompetisi ini, setiap peserta dikarantina selama 12 jam dan dilanjutkan di hari kedua selama 6 jam untuk proses pembuatan karya mereka. Penilaian terhadap karya yang dibuat dilakukan dengan cara blind judgement. “Iya benar, setelah 12 jam kita harus memberikan 4 output yaitu poster, storyboard, power point, dan prototype yang kemudian diletakkan di meja tanpa menunjukkan asal universitas. Setelah itu, semua peserta harus meninggalkan ruangan tersebut untuk waktu penjurian. Malamnya baru diumumkan 5 besar yang masuk ke babak final. Puji Tuhan, kita masuk ke babak final tersebut. Dan di hari kedua itu lah kita memperbaiki karya yang telah dibuat berdasarkan dari penilaian juri sebelumnya selama 6 jam,” ungkap Catrine.

Cara kerja dari Prio-Scan ini memang memudahkan setiap penumpang bis yang merupakan kategori penumpang prioritas, dimana nantinya akan ada aplikasi dengan barcode yang bisa menunjukkan bahwa penumpang tersebut benar-benar masuk dalam kategori prioritas. Lalu di setiap bis, kursi prioritas yang disediakan akan terlipat dan dikunci terlebih dahulu. Jika penumpang sudah terdaftar dalam aplikasi tersebut, maka penumpang dapat melakukan scan barcode yang mereka punya untuk membuka kunci pada kursi prioritas.

“Selain menggunakan barcode pada aplikasi, kami pun membuatnya lebih mudah lagi bagi pengguna nantinya. Mengingat bahwa user experience itu penting, kita lalu membuat stiker yang bisa didapatkan setelah mendaftar, sehingga pengguna tidak perlu memiliki aplikasi agar dapat menggunakan barcode. Hanya tinggal meletakkan stiker tersebut di alat scanner, kunci pada kursi akan segera terbuka. ”

Sekali lagi prestasi dari mahasiswa ITHB menunjukkan bahwa mahasiswa ITHB selalu dididik untuk lebih peduli terhadap sekitar dan menjadi pribadi yang berdampak baik secara nasional maupun internasional.

Sekali lagi selamat untuk prestasi Teknik Industri ITHB!